ZONA80 MEMANG MASIH ADA
Sejak pertama kali ditayangkan Metro TV pada awal Maret 2008, Zona80 hingga saat ini masih terhitung eksis. Kalau mau dihitung hitung, setidaknya Zona80 sudah menjumpai penggemarnya sebanyak 48 episode. Sebuah catatan tersendiri bagi perjalanan sebuah program ’jadul’ (jaman dulu) yang sangat segmented. Perlu diketahui, Zona80 sudah kadung membawa era 80 di nama program, sehingga sangat sulit menghadirkan tema tema yang ke luar dari era 80. Ini sebuah kekuatan sekaligus kelemahan. ”Kekuatannya terletak pada era yang sangat specifik sehingga bisa menjadi frame work ketika diskusi creative dilakukan. Tetapi kelemahannya adalah, kita tidak bisa menyimpang dari era 80-an, meleset sedikit aja, yang protes banyak,” ungkap Didik Suryantoro, penggagas zona80.
Dalam perjalanannya, Zona80 mau tidak mau harus mengembangkan diri. Konsekuensi logis sebuah program yang ingin terus diminati. Hanya saja ketika dinamisasi program ingin dilakukan, kerap terbentur dengan artis artis jadul yang tidak diketahui jati dirinya. Jika sebatas data, mungkin bisa didapatkan dengan mudah. Namun ketika harus dihubungi, kesulitannya adalah tidak tahu ke mana harus menghubungi. Kalaupun bisa dihubungi, biasanya mereka sudah memagari diri untuk tidak ingin tampil lagi di panggung hiburan. ”Ini kendala yang cukup mengganggu. Di satu sisi kami ingin mewujudkan keinginan pemirsa, namun di sisi berbeda sang artisnya malah sudah tidak ingin tampil lagi,” ujar Agus Mulayadi Manager Departement Produksi Metro TV.
Kendala kendala itu memang diakui menjadi tantangan tersendiri bagi penggagas creative Zona80. Maka segala carapun akan diupayakan untuk sedikitnya menjelaskan pada pemirsa Zona80 seputar artis artis 80an yang sudah tidak mungkin lagi tampil di Zona80. Untuk mengakomodir kerinduan pemirsa Zona80 terhadap artis artis 80an yang tidak mungkin tampil di Zona80, dalam waktu dekat akan dibuatkan segment ’Kabar Mereka’. ”Kabar Mereka akan berisi artis artis 80an yang tidak bisa tampil lagi di Zona80. Kami akan beri kabar mereka mengapa tidak ingin atau tidak mau tampil lagi di dunia hiburan,” papar Didik.
SEGMENT YANG LUAS
Saat Zona80 hadir di Metro TV, banyak kalangan yang mengklaim diri sebagai angkatan 80. Sementara jika mau dibedah lebih rinci lagi, ada banyak generasi yang ada di era 80. Sebagai sebuah misal, pada saat breakdance merajalela di era 80, kita sedang berusia berapa. Apakah SD, SMP, SMA atau malah sudah duduk di bangku kuliah. Begitupun misalnya ketika film Catatan si Boy, Ranjau Ranjau Cinta-nya Rano Karno atau boomingnya lagu lagu melankolis yang dibawakan Christien Panjaitan, Iis Sugianto, Dian Pisesa, kita sedang berusia berapa? Kelihatannya sepele, namun hal hal seperti itu ternyata sangat mempengaruhi penampilan creative Zona80. Yang jelas, sulit bagi Zona80 mampu mengakomodir semua keinginan pemirsa jika hanya melihat dari satu episode saja, meski semua mengaku angkatan 80. ”Oleh karena itu, kami mensiasatinya dengan kemasan yang berbeda dari satu episode ke episode yang lain. Tujuannya ya agar bisa melayani mereka yang mengaku angkatan 80 namun sesungguhnya mereka beda generasi,” ungkap Didik lagi.
Beberapa dinamisasi creative yang sudah dilakukan Zona80 hingga saat ini sebenernya sudah mulai terlihat. Coba saja tengok pada pembawa acaranya. Jika di awal pemunculannya Zona80 hadir dibawakan dua generasi yang berbeda, kini sudah tampil dari satu generasi yang sama. Awal sekali Zona80 muncul dengan Windy Wulandari dan Krisna Purwana, kemudian Windy Wulandari dan Joe P. Project, kemudian Joe P. Project dengan Ida Arimurti dan yang sekarang berjalan adalah Ida Arimurti dan Sys NS. ”Kombinasi pembawa acara yang terakhir inilah yang akhirnya dianggap paling pas dan bisa mencerminkan program Zona80,” tutur Agus Mulyadi.
Selain perubahan pada pembawa acara, set design-pun telah mengalami perubahan. Kalau masih ingat, dulu Zona80 tampil dengan set design zero level. Artinya, antara penampil dan audience sejajar dengan posisi kamera. Sedangkan untuk sekarang, posisi artis penampil diletakkan lebih tinggi dari audience. ”Sesungguhnya hal ini lebih ingin mengakomodir persoalan teknis, karena begitu semua audience berdiri untuk berjoget misalnya, artisnya justru ketutupan audience dan kamera sulit untuk menangkap keberadaan artis,” tambah Agus lagi.
PERUBAHAN FORMAT
Dalam waktu dekat, Zona80 kembali akan melakukan sedikit perubahan format tayangannya. Meski diakui tidak terlalu besar besaran, namun mudah mudahan sedikit perubahan ini bisa membuat suasana lebih segar dari sebelumnya. ”Kemungkinan pertama pada set artistik dan kemasan magazine. Perubahan ini akan terasa jika disaksikan dalam rentang waktu satu bulan secara berturut turut,” ungkap Didik yang mengaku terus mengulik agar Zona80 bisa diterima semua kalangan.
Perubahan creative lain juga akan terasa saat Zona80 merayakan ulang tahunnya yang pertama. Di sana dijanjikan akan menampilkan artis artis 80an dengan penampilan yang berbeda. Kolaborasi artis 80 dengan membawakan lagu lagu 80 namun tidak membawakan lagunya sendiri. ”Ya.. ini terobosan creative yang coba kita lakukan untuk menjajal sejauh mana pemirsa bisa menerima tingkat kenakalan creative Zona80,” ujar Agus Mulyadi.
Apapun perubahan yang dilakukan tim creative Zona80, sesungguhnya tidak lain untuk mengakomodir keinginan pemirsa yang cukup beragam karena hadir dari generasi yang berbeda. Pendek kata, Zona80 memang masih ada untuk kembali membawa kenangan dan cerita 80an ke masa kini. Sebuah reinkarnasi creative yang lahir dari sebuah keinginan mengenang masa lalu. (***)
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda