Yang "jadul" atau yang berbau jaman dulu tak melulu berarti basi dan tidak laku. Banyak juga kok, yang rindu dengan suasana masa lalu. Kebutuhan romantisme itu pun diakomodir oleh stasiun televisi.
Bila dahulu Indosiar pernah sukses dengan Tembang Kenangan, kini Metro TV punya Zona 80, Masih Ada (saban Minggu pukul 22.00 WIB). Acara ini cukup unik dan punya penggemar tersendiri.
Seperti judulnya, Zona 80 mengemas acara bernuansa tahun 80-an. Untuk menciptakan atmosfir itu, musik, penyanyi, gaya hidup, trend sampai peristiwa yang popular di era itu diperbincangkan dan ditampilkan. Dekorasi dan pernak-pernik 80-an seperti gaya berpakaian dan potongan rambut turut melengkapi.
Menurut Didik Suryantoro, Ide & Kreatif Metro TV, sebelum tayang perdana di bulan Februaru 2008 lalu, Zona 80 telah menjalani penggodokan secara internal selama dua bulan. Zona 80 layak tayang dengan mengusung konsep mengangkat kembali masa keemasan 80-an dengan menghadirkan para pelaku sejarah seperti musisi dan para artis yang kemungkinan kini sudah jarang tampil. "Padahal di era 80-an mereka sangat jaya," kata Didik.
Makanya, Zona 80 jadi obat rindu buat beberapa mantan artis idola seperti Dian Pramana Poetra, Deddy Dukun, Rafika Duri, Harvey Malaiholo, Vina Panduwinata, Atiek CB, Ikang Fauzi, Trio Libels, Indra Lesmana, Nicky Astria, Conny Constantia, Bob Tutupolli sampai Koes Hendratmo bisa ditemui.
Kenapa harus era 80-an, bukan 60-an atau 70-an? Kata manajer produksi Metro TV, Agus Mulyadi, era 80-an dipilih karena ada kecenderungan kuat sejumlah orang yang "rindu" dengan masa tahun 80-an. "Ini bisa dilihat dengan terbentuknya beberapa komunitas yang mengambil era tahun 80-an sebagai benderanya. Selain itu ada beberapa stasiun televisi yang sesekali memunculkan topik-topik yang berbau tahun 80-an. Itu menarik. Buat kami kenapa tidak dibuat saja sebuah program yang frame-nya tentang tahun 80-an," papar Agus.
Agus menggambarkan, orang-orang yang tumbuh di tahun 80-an punya sudut pandangan yang hampir sama, lantaran tatanan kehidupan dan terpaan media massa yang relatif seragam. "Mereka punya situasi yang sama dalam sistem Orde Baru. Semua yang dilihat dan dirasakan punya kecenderungan yang sama. Hari ini kita nonton (di TVRI) apa, besok kita akan bicarakan yang sama. Sehingga kalau kita mau bicarakan soal tahun 80-an, orang-orang akan bicara dengan angle yang sama, walaupun dalam perspektif yang mungkin yang berbeda. Makanya, membicarakan era 80-an banyak yang menarik" jelas Agus lagi.
Baik Didik maupun Agus tak khawatir kehabisan materi yang dibahas untuk Zona 80. Apalagi acara yang dibawakan oleh Windy Wulandari dan Joe "P Project" ini tak terpaku membicarakan soal musik saja, tapi bisa olahraga, film, kuis, dance, fashion dan lain sebagainya.
Sejauh ini Zona 80 relatif tak kesulitan untuk menghadirkan para artis dari tahun 80-an. Malah mereka menyambut baik dan rindu untuk tampil lagi serta bertemu dengan "teman sejawat". Tapi memang, ada beberapa artis yang belum bisa ditampilkan di Zona 80 terkait dengan kondisinya yang berbeda. Seperti Hari Mukti yang dulu dikenal sebagai rocker yang aktraktif, tapi kini berprofesi sebagai dai.
"Kami memang belum menyambangi Hari Mukti, tapi kami pesimis. Sebab, di mana-mana Hari Mukti bilang tak ingin menyanyi lagi," kata Didik.
"PR" lain adalah mendatangkan Onky Alexander yang di era 80-an amat terkenal sebagai Boy lewat film dan cerita radio Catatan Si Boy. "Selama ini kami kesulitan untuk menghubunginya. Terlalu banyak ‘lapisan' di seputar Onky dan sulit ditembus. Atau mungkin dia memang sudah tak berminat lagi," kata Didik pasrah. Onky kini adalah bapak dari seorang anak, Maharani Ayushanda (11) dan suami dari pengusaha Paula Ayustina Saroinsong.
Kendala lain dalam menghadirkan artis dari era 80-an adalah sosoknya yang tidak seperti dahulu lagi. "Mungkin ada yang badannya sudah mekar. Ada pula yang suaranya sudah kedodoran atau sudah lupa dengan syair lagu yang dibawakan," kata Didik mencontohkan.
Sementara untuk penonton di lokasi syuting, tim Zona 80 tak perlu khawatir, sebab komunitas pencinta tahun 80-an akan setia datang. Bahkan dari kapasitas 100 penonton kini sering melebihi. Selain syuting di studio Metro TV, Zona 80 kadang syuting di outdoor, di lokasi yang amat kesohor buat komunitas 80-an, seperti kawasan Blok M, Jakarta Selatan.
Obrolan Masa Lalu & Masa Kini
Adalah Bayhaki (36), seorang karyawan swasta di Jakarta Selatan, yang aktif dalam komunitas tahun 80-an. Awalnya, di pertengahan tahun 2005 Bayhaki membikin blog tentang angkatan tahun 80-an. Ternyata blog itu mendapat sambutan yang positif dari orang-orang yang seminta dengan Bayhaki.
Sekitar setahun kemudian, Bayhaki dkk membuat milis lapanpuluhan@yahoogroups.com. Milis itu sudah beranggotakan lebih dari 3.400 orang. Banyak yang mereka perbincangkan di milis itu, seperti break dance, Michael Jackson, tempat nongkrong di Melawai, dan tren tahun 80-an lainnya.
Bayhaki dan komunitasnya tak cukup hanya berbincang di dunia maya, beberapa kali mereka mengadakan gathering resmi di beberapa hotel. "Yang terakhir ultah ke dua berdirinya millis pada Juli lalu. Dihadiri oleh Ikang Fauzi, Kenan Nasution dan Niagara Band," ucap Bayhaki. Selain itu, setiap Kamis mereka rutin bermain golf dan sebulan sekali mengisi acara di radio Pro 2 RRI.
Jika bertemu, menurut Bayhaki, mereka tak hanya membicarakan nostalgia masa lalu, tapi juga yang sedang aktual di masa sekarang. Misalnya tentang kenaikan BBM dan biaya sekolah yang melonjak tinggi.
Tentang Zona 80, walaupun tak ada ikatan kerjasama, Bayhaki dan teman-temannya kerap diundang untuk bertukar pikiran dengan pengelola Metro TV, selain undangan menonton di studio. Mereka terpannggil lantaran punya kesamaan emosional dalam memperbincangkan segala sesuatu tentang era 80-an.
Selain orang biasa seperti Bayhaki yang "peduli" dengan masa 80-an, musisi Deddy Dores, mengaku masih punya organisasi yang diisi oleh artis yang tumbuh pada tahun 80-an. Deddy mengetuai Spaindo (Suara Perjuangan Artis Indonesia), sementara Betharia Sonata menjadi bendaharanya.
Sementara Wahyu WHL (pencipta lagu Tenda Biru) dan penyanyi Ria Resti Fauzy, kata Deddy, juga memprakarsai organisasi sejenis. Kegiatan organisasinya menurut Deddy selain bereuni adalah melakukan kegiatan sosial yang berkaitan dengan bencana alam dan sejenisnya.
"Akhir tahun 2007 lalu kami bikin konser di Hotel Sahid Hotel dan diliput Metro TV. Dan sekarang ini kami sering diundang Zona 80 untuk nyanyi," kata Deddy. Meski sudah jarang tampil di televisi, Deddy menyebut artis tahun 80-an masih aktif menerima job menyanyi di daerah-daerah.
M Nizar (Tabloid Nova, Senin, 30 Juni 2008)
Label: Jadul, Metro TV, Program Televisi, Zona80